KISAH CINTAKU (Selingkuh Itu Indah?) bag 2

Papa - Mama
Sejak pertemuan itu aku dan Amel masih intenst berkomunikasi. Melalui blackberry messanger atau pun telepon langsung. Dan aku kaget banget waktu Amel memanggil aku.... "Ga apa-apa ya, Pah.. mulai sekarang aku panggil kamu Papa?"

Sebenarnya aku risih banget. karena dengan istriku sendiri aja aku nggak pernah memanggil sebutan papa - mama (kayak LHI dengan Darin. heheheheh - Sorry, intermezo). Tapi aku coba membiasakan diri, dan ternyata kok berkesan, dan aku semakin suka dengan panggilan Papa-Mama.

"Udah Lunch, Pa?" bbm dari Amel.
"Nih lagi pesen, Ma. Mama udah lunch?" balasku.
Kami saling memperhatikan dan sering curhat tentang pasangan masing-masing.
Amel curhat tentang suaminya yang kurang perhatian dan banyaknya perbedaan-perbedaan yang membuat Amel sebel.

Amel berusaha mempertahankan rumah tangganya demi anaknya.
Aku juga curhat, yang ternyata problem yang sedang dialami Amel, sama seperti yang aku alami. Bedanya Amel sudah berumah tangga lebih dari 11 tahun, sedangkan aku baru 4 tahun.
Seringnya aku dan Amel berkomunikasi, membuat perasaan kami semakin dekat. Cinta dan kasih sayang yang sempat putus belasan tahun lalu kembali bersemi.
"Ma, aku nggak mau kehilangan kamu lagi," ungkapku saat pertemuan kedua.
"Aku juga, Pa," jawab Amel sambil memelukku.
"Ma, kita nikah yuk," ajakku.
Amel melepaskan pelukkannya.
"Gimana bisa, Pa. Kita kan masih punya pasangan resmi. Aku masih ada suami, kamu juga masih ada istri," ujar Amel.
"Kita nikah siri," jawabku spontan.
"Ngaco. Mana bisa, Pa."
"Bisa, Ma. Yang penting kita syah secara agama."
"Nggak mungkin, Pa. Papa ada-ada aja nih."
"Aku mencintaimu, Ma. Aku nggak mau kehilangan kamu lagi."
"Aku juga, Pa. Tapi bukan harus dengan nikah siri."

Aku tertunduk lesu mendengar penolakan Amel.
"Yakin deh, Pa. Kalo jodoh nggak bakal kemana. Kita jalanin aja seperti air mengalir. Toh kita masih bisa berhubungan 'kan?"
"Iya, Ma." Aku coba mengerti. Kami saling berpandangan. Sorot matanya yang indah menyejukkan hatiku. Perlahan namun pasti bibir kami saling bertemu. Kami saling berciuman meluapkan rasa cinta kami.
***

"Jangan Marah, Pa.."
Tiga hari terakhir ini aku merasakan ada yang aneh dengan Amel. Nggak seperti biasanya, dia terasa dingin, dan mulai jarang menghubungi atau menyapaku lewat bbm.

"Jujur ya, Ma.... Mama kenapa sih? kok sering menghindar dan nggak pernah bbm lagi?" tanyaku di telepon.
"Lagi sibuk, Pa.... Lagi banyak kerjaan. 'Kan mau diaudit," jelas Amel.
"Gitu, ya? Yaudah moga lancar ya, Ma...."

Feeling-ku ngerasa Amel bohong. Biasanya sesibuk apa pun, dia selalu menyempatkan bbm aku, meskipun cuma bbm "moning, Pa", atau "Jaga kesehatan ya, Pa.... Makan yang banyak".
Sudah tiga hari terakhir ini selalu aku yang memulai bbm atau telepon. Dan jawabannya pun singkat, "sudah", "Ok", atau "sori lagi sibuk".

Berbagai pertanyaan berseliweran di pikiranku. Aku nggak berani menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi sama Amel. Atau ada perkataanku yang salah?
***

Related

cerpen dewasa 7074772409735045756

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item